Seminar Nasional
“Kalender Islam Global” di OIF UMSU
Tepat pada tanggal 3-4 Agustus 2016 M bertepatan 29 Syawal – 1 Zulkaidah 1437 H, OIF UMSU mengadakan seminar Nasional bertemakan “Kalender Islam Global” (Pasca Muktamar Turki 2016), yang diakan di Aula Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Seminar Nasional ini merupakan kerjasama OIF UMSU dengan ADFI (Asosiasi Dosen Falak Indonesia), dengan menghadirkan 7 orang narasumber.
Urgensi diadakannya seminar ini adalah untuk menyatukan problem kalender hijriah terkait dengan pandangan umat Islam mengenai metode penetapan awal bulan. Sampai saat ini mayoritas umat Islam masih berpegang kuat kepada rukyat untuk memulai tanggal baru setiap bulan kamariah, khususnya bulan-bulan ibadah seperti Ramadan, Syawal dan Zulhijah.
Memilih Kalender Islam Global, itulah salah satu poin yang dijelaskan oleh Prof. Dr. H. Syamsul Anwar, MA dengan sangat komprehensif dalam rangkaian acara Seminar Nasional tersebut. Selanjutnya dilengkapi dengan penjelasan dinamika hasil berbagai pertemuan internasional terkait upaya penyatuan kalender Islam disampaikan oleh Prof. Dr. H. Susiknan Azhari, MA.
Seminar Nasional ini semakin menarik saat materi yang disampaikan oleh para narasumber yaitu Prof.Tono Saksono, PhD, Muh. Ma’rufin Sudibyo, S.T dan Dr. H. Ahmad Izzudin, M.Ag. Pada sesi kedua ini semakin mengerucut dan terjadi diskusi hangat hingga tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 23:00 WIB.
Seminar ini dihadiri sekitar 150 peserta dan merupakan rangkaian dan lanjutan dari Seminar Nasional di UHAMKA Jakarta, kerjasama MTT Muhammadiyah dan ISRN dimana salah satu poinnya mensosialisasikan Kalender Islam Global ke seluruh lapisan masyarakat.
Salah seorang peserta Seminar Nasional memberikan pernyataan bahwa “ini merupakan momentum penting bagi kita semua dan semoga keputusan kongres Turki diharapkan mampu menjadi solusi atas perbedaan yang selama ini terjadi. Kongres Internasional Penyatuan Kalender Hijriah di Istanbul, Turki mengambil keputusan penting dan bersejarah yaitu memutuskan menerima kalender hijriah global tunggal sebagai kalender Islam yang dihadiri 60 negara mewakili lembaga-lembaga keagamaan Islam dan studi astronomi syar’i. “Apakah kita harus mempertahankan pengetahuan yang lama tanpa harus mengetahui pengetahuan yang baru? Maka masing-masing sudut pandang itu mempunyai kekurangan dan kelebihan”, ujar salah seorang peserta. (Desy Ariska, SPd.I)